Halaman

Senin, 01 November 2010

Gamelan Mendunia (bagian ke-2)

Gamelan yang dibawa Raffles ke Eropa menjadi obyek di Museum pada pertengahan abad ke-19. Gamelan tersebut tersimpan di MUSEUM OF MANKIND dan CLAYDON HOUSE di London yang terawat baik serta tak ternilai harganya sampai saat ini. Penelitian tentang kebudayaan Jawa yang dilakukan selanjutnya oleh bangsa Eropa mencapai puncaknya dengan munculnya sejumlah buku seperti, Javaanze Zamenspraken (1848) oleh C.F. Winter, Javaansch Nederlandsch Handwoordenbogk (1901) oleh Gerick dan Rooda. Awal mula munculnya gaya baru Eropa dalam penelitian Gamelan ditandai dengan terbitnya SEKAR KAWI (tahun 1950-an), sebuah buku yang berisi mengenai cara penulisan 49 sekar ageng dalam notasi Barat.
Para peneliti Eropa tersebut memiliki hubungan yang dekat dengan penyair dan tokoh seniman kraton Jawa seperti R. Ng. Yasadipura, K.P.H. Kusumadilaga, R.M.H. Tondhakusuma dan R. Ng. Ronggowarsito. Saat itu teknologi cetak sudah masuk di Jawa sehingga memacu para penyair atau seniman kraton untuk menulis. Kusumadilaga menulis SERAT SASTRAMIRUDA (1879), Tondhakusuma menulis SERAT GULANG YARYA (1870) (Kegembiraan Belajar), Ronggowarsito menulis SERAT MARDAWA (Buku Aturan Menyanyi) dan Djakoeb dan Wignyaroemeksa (1913) menulis LAYANG ANYUMURAKE PRATIKELE BAB SINAU SARTA PANGGAWANE GAMELAN (Buku Pengetahuan Memainkan dan Membuat Gamelan). Di akhir abad ke-19 ada seorang dokter berkebangsaan Belanda dalam kraton Yogyakarta, J. Groneman (1890), menulis tentang studi musikologi gamelan yang hamper sempurna untuk pertama kalinya. Beberapa “sarjana belakang meja” di Eropa banyak yang memfokuskan perhatian pada gamelan. Ellis dan Hornbostel yang tak pernah datang ke Jawa menulis sepintas tentang system bunyi dalam gamelan.

Pada tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda memindahkan sebuah desa di Jawa Barat beserta masyarakatnya ke PARIS EXPOSITION. Pertunjukan gamelan dan tari Sunda dilangsungkan tiap malam selama pameran. Disinilah composer kenamaan Prancis, Claude Debussy terpukau dengan bunyi gamelan. Meski Debussy tak pernah menyatakan bahwa karya komposisinya dipengaruhi gamelan, tapi sejumlah musikolog meyakinkan bahwa beberapa karya orchestra Debussy mengandung elemen gamelan. Secara intelektual, Paris Exposition merupakan suatu pertunjukan antropologi yang diarahkan untuk mempertunjukkan evolusi peradaban dan perenungan2 manusia.

Pada Pameran Dunia berikutnya yaitu COLUMBIAN EXHIBITION di Chicago (USA) atau disebut juga the CHICAGO FAIR pada tahun 1893, sebuah desa dan masyarakat dari Jawa Barat kembali dibawa. Pertunjukan gamelan dan tari Sunda merupakan acara penting disitu. Desa Jawa dibangun di sepanjang MIDWAY PLAISENCE dimana diharapkan dapat mewakili kehidupan masyarakat di desa aslinya. Pertunjukan gamelan, tari dan teater Sunda dalam desa itu dibuat berdasarkan standar pertunjukan Eropa, yaitu panggung PROSCENIUM Eropa. Menurut Dr. Sumarsam, lewat THE CHICAGO FAIR inilah gamelan Jawa pertama kalinya diperkenalkan di Amerika Serikat. Surat kabar Popular Monthly melaporkan :
“Orang Jawa dapat mengambil posisi terdekat di hati orang Amerika dibandingkan semua ras semi berbudaya. Laki-laki Jawa digambarkan sebagai seorang pekerja industry, sedangkan perempuannya disebut sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam melaksanakan tugas-tugas rumah tangganya. Digambarkan sebagai sosok tangkas dan ceria, sabar dan tak berbahaya, tapi terutama kekanak-kanakan, orang Jawa tampaknya bias diakomodasikan dalam kerajaan komersial Amerika sepanjang mereka memebekas dalam relung perkembangan Amerika.”

Seorang antropolog bernama Benyamin Gillman ditunjuk untuk meneliti music gamelan dalam pameran ini. HARVARD PEABODY MUSEUM mensponsori Benyamin Gillman untuk merekam music dengan teknologi audio piringan hitam. Saat ini 34 rekaman piringan hitam pertunjukan gamelan di pameran itu disimpan dalam THE LIBRARY of CONGRESS.

2 komentar:

  1. Saat ini gamelan dihormati seantero dunia dan menjadi fenomena dunia seni. Gamelan masuk dalam kurikulum pendidikan di Amerika dari SD s/d Universitas,belum lagi eropa,ruar biasa, but.... miris dan ironis melihat prkembangan gamelan di dalam negeri. So...???

    BalasHapus
  2. gamelan sebuah konsep orkestra musik warisan leluhur mungkin bahkan sebelum masuknya hindu menurut bebrapa sejarawan.bayangkan nenek moyang kita sudah bisa menciptakan sebuah konsep orkestra lebih dari 1000 tahun lampau jauh sebelum orang eropa bahkan belum menemukan piano /apalagi memikirkan sebuah konsep orkestra musik. Gamelan Go international....

    BalasHapus

PTC Indonesia