Halaman

Sabtu, 17 Juli 2010

Asal Kata "Lirik"

Seni, Sastra, dan Lirik
Berbagai kebudayaan bermula dari perkembangan rasa pribadi, rasa sosial, dan rasa keagamaan. Instrumen besar dari perkembangan ini adalah seni. Hal ini dikarenakan :
(1) Seni membuat rasa menjadi jelas, dan rasa itu diketengahkan ke dalam hubungan sosial, sehingga seni dapat direfleksikan dan dipahami. (2) Praktek dan pengetahuan yang akrab dari setiap seni menyediakan bentuk-bentuk bagi perasaan yang sedang muncul untuk dipergunakannya, seperti bahasa menyediakan bentuk-bentuk bagi pengalaman sensoris atau indrawi dan pengamatan factual. (3) Seni adalah melatih driya-driya untuk melihat alam dalam bentuk ekspresif.Oleh karenanya dunia nyata menjadi simbolik dalam ukuran tertentu dan secara pribadi menjadi bermakna.
Pendidikan seni adalah pendidikan perasaan, dan suatu masyarakat yang mengabaikannya berarti menyerahkan dirinya pada emosi yang tak memiliki bentuk.

Sastra telah memiliki sejarah yang sangat tua. Beberapa kebudayaan primitive belum tentu memiliki mitologi atau agama, tetapi hamper semua kultur mempunyai suatu bentuk seni, seperti tari, nyanyian dan desain meski kadang-kadang hanya ada di atas alat-alat atau pada tubuh manusia. Sastra yang tertua berupa sastra lisan, yang tidak tertulis dan diwariskan secara turun-temurun dalam lingkungan sosial tertentu. Bentuk sastra yang tertua adalah puisi, sebelum orang mengenal tulisan bagi sastra tertulis.

Asal Kata Lirik
Di dalam studi Sastra Dunia dapat ditemukan asal kata “lirik”. Kata ini sudah tua umurnya, yaitu kira-kira sudah beberapa abad sebelum masehi (SM). Menjelang abad ke-8 SM alphabet Yunani sudah ada. Tradisi puitik Yunani Kuno mula-mula melahirkan sajak-sajak epik yang membicarakan prestasi cemerlang atau perbuatan kepahlawanan para dewa atau pahlawan Yunani Kuno. Sajak-sajak Iliad sebagai sajak epik Yunani kuno tentang pengepungan kota Troya yang dianggap sebagai karya Homerus yang muncul kira-kira abad ke-8 SM dianggap sebagai permulaan sejarah sastra Eropa, yang juga melahirkan kultur nasionalisme Yunani.

Kebudayaan nasional Yunani kuno ini antara lain diwarnai oleh munculnya para penyair kuno dan sekaligus penyanyi yang menjadi minstrel (pemusik dan penyair jalanan), yang mendapat keistimewaan tinggal di rumah para keluarga bangsawan untuk menyanyikan puisi epic atau puisi kepahlawanan itu. Para minstrel menyanyikan sajak-sajak epic dengan iringan instrument musik yang disebut lyre atau lira dalam gaya resitatif yang sudah lazim pada waktu itu, dan yang menjadikan puisi dan musik satu dalam pengungkapan seperti kesatuan itu harus ada dalam konsepsi. Para minstrel ini menggunakan melodi-melodi (nomoi), yang berupa frasa-frasa singkat yang diulang-ulang dengan variasi yang cocok.

Pada abad ke-7 hingga abad ke-5 SM muncullah puisi lirik sebagai pendamping puisi epic. Pada saat para penyair lama terus memuji para dewa dan menghormati para pahlawan mereka, pada abad ke-7 SM ini mereka juga mulai menyanyikan cinta, perang, politik, dan tema-tema popular lainnya, yang cocok untuk peristiwa-peristiwa kehidupan pribadi dan kemasyarakatan. Puisi-puisi mereka yang dinyanyikan itu disebut ‘Puisi Lirik’ karena puisi itu dinyanyikan pada instrument lira, dan musiknya yang dinyanyikan untuk puisi itu diciptakan serempak dengan sajak-sajaknya. Para musisi-penyair ini sekarang hanya dikenal sebagai penyair-penyair saja, karena orang sudah tidak dapat menemukan kembali sisa-sisa karya musik mereka. Dorongan lirik ini datang dari orang Yunani dari Ionia dan Archilochus dari Paros yang telah memperoleh kejuaraan dalam menyanyikan sajak-sajak lirik tersebut. Sajak-sajak itu bersifat gembira yang mungkin telah diilhami oleh lagu rakyat, ia memperkenalkan ritme tripel dan tempo cepat.

Gerakan lirik itu pertama kali berpusat pada kebudayaan Dorian dari Sparta, yang kehidupan komunitasnya sangat menyukai bentuk-bentuk koral (choral). Di Yunani kuno musik mecakup dua hal : puisi dan tarian, dengan tekanan kaki-kaki para penari tercermin pada ritme-ritme musiknya. Tidak hanya tarian saja, tetapi juga para atlet diketahui mendapat iringan musik pada jaman Homerus. Kompetisi-kompetisi musik dikatakan telah menjadi bagian dari festival-festival dan pertandingan-pertandingan olah raga yang diadakan sejak jaman kuno.

Bagaimana tepatnya instrument lira dipergunakan untuk mengiringi sajak-sajak pada masa abad ke-7 hingga abad ke-5 SM dan masa berikutnya sukar untuk diketahui, meskipun suatu uraian yang ditulis oleh Plato (429-347 SM) mengemukakan bahwa instrument itu memperbaiki dengan cermat melodi vocal. Puisi yang dinyanyikan merupakan bagian pokoknya, sedang lira yang beranjak dari melodi yang sama, dapat memainkan melodi itu secara apa adanya, atau memberikan hiasan padanya secara melodic maupun ritmis menurut kepekaan artistic dan ketrampilan pemainnya.

Art Song
Pada awal abad ke-19 muncullah art song sebagai suatu produk era romantic di Eropa. Art song ini diciptakan oleh persatuan antara puisi romantic dan musik. Persatuan itu disempurnakan dengan kesenimanan yang sedemikian oleh Franz Schubert dan para penerusnya, terutama oleh Robert Schumann dan Johannes Brahms, sebagai genre baru dalam musik, yang kemudian dikenal di seluruh Eropa oleh kata dalam bahasa Jerman untuk nyanyian itu, yaitu Lied. ‘Lied’ itu telah bergantung pada pemekaran pasang naik puisi lirik yang menandai kebangkitan aliran romantic Jerman. Goethe (1749-1832) dan Heine (1799-1856) merupakan dua tokoh utama diantara sekelompok penyair seperti Wordsworth dan Byron, Shelley dan Keats di dalam sastra Inggris telah mengembangkan suatu pengungkapan gaya subyektif melalui puisi lirik yang singkat. Lied itu telah mengembangkan hasrat romantic bagi persatuan antara puisi dan musik.

3 komentar:

  1. wah..asyik nih, bagaimana dg. perkembangannya di Indonesia? berarti kata "lirik" bukan berasal dr. bhs.Indonesia tp dr. asing ya...

    BalasHapus
  2. Menurut data yang saya miliki, studi akademik tentang sastra di Indonesia baru dimulai sejak berdirinya fakultas sastra Universitas Indonesia (Universiteit van Indonesie) kira-kira tahun 1930-an. kata "lirik" diduga telah berasal dari kalangan Fakultas Sastra UI. Di dalam Kamus umum Bahasa Indonesia asal kata ini juga tidak jelas bisa jadi memang kata itu bukan berasal dari salah satu bahasa daerah di Nusantara ini, melainkan berasal dari salah satu bahasa Eropa.

    BalasHapus
  3. Postingan yang menarik , jadi tahu asal kata dari lirik ini, slamat menunaikan ibadah puasa tetap semngat dan happy blogging,

    BalasHapus

PTC Indonesia